Minggu, 10 Februari 2008

Maafkan aku Tuhan

Hari ini, di sebuah bas, aku melihat seorang gadis cantik dengan rambut perang. Aku iri hati melihatnya. Dia nampak begitu ceria, dan kuharap aku pun sama. Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu. Namun ketika dia melintasiku - dia tersenyum.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua kaki, dunia ini milikku.

Aku berhenti untuk membeli bunga lili. Anak laki-laki penjualnya begitu girang.

Aku berbicara padanya. Dia nampak begitu gembira. Seandainya aku terlambat, tidaklah apa-apa. Ketika aku pergi, dia berkata, "Terima kasih. Engkau sudah begitu baik, menyenangkan apabila berbicara dengan orang sepertimu. Lihat saya buta."

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua mata, dunia ini milikku.

Lalu, sementara berjalan. Aku melihat seorang anak dengan bola mata biru. Dia berdiri dan melihat teman-temannya bermain. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, "Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, nak ?" Dia memandang ke depan tanpa bersuara,lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua telinga, dunia ini milikku.

Dengan dua kaki untuk membawa aku ke mana saja yang aku mau.

Dengan dua mata untuk memandang matahari terbenam.

Dengan dua telinga untuk mendengar apa yang ingin kudengar.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, terima kasih Tuhan untuk apa yang sudah engkau berikan padaku.

Aduhai 4 Orang Isteriku

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.

Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedangang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati, "Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."

Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya, "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?" Isteri keempatnya terdiam. "Tentu saja tidak!" jawab isterinya yang keempat, dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan menghiris-hiris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, "Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?". Isteri ketiganya menjawab, "Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati". Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mahu membantuku. Kini, aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku?" Si isteri kedua menjawab perlahan, "Maafkan aku...aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu."

Jawapan itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa putus asa. Tiba-tiba terdengar satu suara, "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu." Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu. Isteri pertamanya tampak begitu kurus. Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang lalu berguman, "Kalau saja aku mampu melayanmu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku."

Teman, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;

ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburla mereka akan menemani kita.

DAN SESUNGGUHNYA ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita diakhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal kemudian hari!...

Rabu, 23 Januari 2008

wanita

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?"

"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"

Tuhan berkata:

"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "

"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya " "Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu "

"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.

Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."

"Kau tahu:

Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."

"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada."

Tunjukkan dimana Tuhan!

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau sesiapa sahaja yang boleh menjawab 3 pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda: Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kiyai : Saya akan mencuba sejauh kemampuan saya.

Pemuda: Saya ada 3 pertanyaan:-

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya

2. Apakah yang dinamakan takdir

3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit.

Kiyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya!

Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat

Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak.

Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak.

Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.

Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda: Kulit.

Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: Kulit.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Sakit.

Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.

TEKA-TEKI IMAM GHAZALI

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid

muridnya lalu beliau bertanya( Teka Teki ):

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"

Murid 1 = " Orang tua "

Murid 2 = " Guru "

Murid 3 = " Teman "

Murid 4 = " Kaum kerabat "

Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI.Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati(Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"

Murid 1 = " Negeri Cina "

Murid 2 = " Bulan "

Murid 3 = " Matahari "

Murid 4 = " Bintang-bintang "

Iman Ghazali = " Semua jawapan itu benar.Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU.Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita,tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu.Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini,hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan

perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = "Apa yang paling besar didunia ini?"

Murid 1 = " Gunung "

Murid 2 = " Matahari "

Murid 3 = " Bumi "

Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar, tapi yang

besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,jangan

sampai nafsu membawa kita ke neraka."

Imam Ghazali = " Apa yang paling berat didunia?"

Murid 1 = " Baja "

Murid 2 = " Besi "

Murid 3 = " Gajah "

Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"

Murid 1 = " Kapas"

Murid 2 = " Angin "

Murid 3 = " Debu "

Murid 4 = " Daun-daun"

Imam Ghazali = " Semua jawapan kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT.Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia,kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali didunia ini "

Murid-murid dengan serentak menjawab = " Pedang "

Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA.Kerana melalui lidah,manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri "

TEKA-TEKI IMAM GHAZALI

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid

muridnya lalu beliau bertanya( Teka Teki ):

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"

Murid 1 = " Orang tua "

Murid 2 = " Guru "

Murid 3 = " Teman "

Murid 4 = " Kaum kerabat "

Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI.Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati(Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"

Murid 1 = " Negeri Cina "

Murid 2 = " Bulan "

Murid 3 = " Matahari "

Murid 4 = " Bintang-bintang "

Iman Ghazali = " Semua jawapan itu benar.Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU.Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita,tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu.Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini,hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan

perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = "Apa yang paling besar didunia ini?"

Murid 1 = " Gunung "

Murid 2 = " Matahari "

Murid 3 = " Bumi "

Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar, tapi yang

besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,jangan

sampai nafsu membawa kita ke neraka."

Imam Ghazali = " Apa yang paling berat didunia?"

Murid 1 = " Baja "

Murid 2 = " Besi "

Murid 3 = " Gajah "

Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"

Murid 1 = " Kapas"

Murid 2 = " Angin "

Murid 3 = " Debu "

Murid 4 = " Daun-daun"

Imam Ghazali = " Semua jawapan kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT.Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia,kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali didunia ini "

Murid-murid dengan serentak menjawab = " Pedang "

Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA.Kerana melalui lidah,manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri "

Selasa, 22 Januari 2008

SEBUAH PENYESALAN

Semuanya itu disadari Danny pada saat dia termenung seorang diri menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk, namun semuanya sia-sia belaka.
Yang ada di pikirannya hanyalah perkataan Anisa, anaknya, disuatu sore 3 minggu yang lalu.
--- *** ---
Malam itu, 3 minggu yang lalu, Danny membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.
Pada saat Danny memeriksa pekerjaannya, Anisa, putrinya, yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau bergambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya "Papa papa, lihat!"
Danny menengok dan melihat, "Wah buku baru yah?"
"Ya papa" katanya sambil berseri-seri, "Bacain donk".
"Wah ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata Danny, yang kembali mengalihkan perhatiannya ke tumpukan kertasnya.
Anisa hanya berdiri terpaku disamping Danny sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan dibuat-buat, kembali merayu.
"Tapi mama bilang, papa akan membacakannya untuk Anisa."
Dengan perasaan agak kesal, Danny menjawab "Anisa, dengar! Papa sangat sibuk, minta saja mama untuk membacakannya"
"Tapi mama lebih sibuk daripada papa" katanya sendu.
"Lihat papa gambarnya bagus dan lucu"
"Lain kali Anisa, sana! Papa sedang sibuk", Danny berusaha untuk tidak memperhatikan Anisa lagi.
Waktu berlalu, Anisa masih berdiri kaku disebelah ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali Danny mengacuhkan anaknya. Tiba-tiba Anisa mulai lagi.
"Tapi papa, gambarnya bagus sekali dan pasti ceritanya juga bagus, papa pasti akan suka"
"Anisa sekali lagi ayah bilang,lain kali!" dengan agak keras Danny membentak anaknya.
Hampir menangis, Anisa mulai menjauh "Iya deh, lain kali, ya papa lain kali!"
Tapi Anisa kemudian mendekati ayahnya sambil menyentuh lembut ayahnya dan menaruh bukunya dipangkuan ayahnya sambil berkata
"Kapan saja papa ada waktu ya,.. Papa tidak usah baca untuk Anisa, baca aja untuk papa tapi kalo bisa, bacanya yg keras yah, biar Anisa juga bisa mendengarkannya"
Danny hanya diam.
--- *** ---
Kejadian 3 minggu yang lalu itulah yang ada di pikiran Danny. Danny teringat akan Anisa yang dengan penuh pengertian mengalah. Anisa yang baru berusia 2 tahun meletakkan tangannya yang mungil diatas tangannya yang kasar sambil mengatakan :
"Tapi kalo bisa, bacanya yang keras ya pa, supaya Anisa juga bisa ikut dengar."
Dan karena itulah Danny mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari tumpukan mainan Anisa di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak terlalu baru. Sampulnya sudah mulai usang dan koyak.
Danny mulai membuka halaman pertama, dan dengan suara parau mulai membacanya. Danny sudah melupakan pekerjaannya, yang dulunya amat sangat penting. Dia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh anak gadisnya di jalan depan rumah.
Danny terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin.
Cukup keras bagi Anisa untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir.
MUNGKIN ........
Adaptasi dari milis Swausaha (by Pepey).